Selasa, 01 Desember 2015

Tugas Sejarah Indonesia Kerajaan Buleleng

Kerajaan Buleleng

  1. Kerajaan Buleleng 
       Kerajaan Buleleng merupakan Kerajaan Hindu-Buddha tertua di Bali. Kerajaan ini berkembang pada abad ke IX-XI Masehi. Kerajaan ini diperintah oleh Dinast Warmadewa. Kerajaan ini dapat dipelajari melalui prasasti Belanjong, Penempahan, dan Melatgede. Kerajaan ini berpusat di Buleleng, Bali bagian Utara. Buleleng terletak dipesisir pantai, yang menyebabkan Buleleng sering di singgahi kapal-kapal.
  Adapun kehidupan kehidupan masyarakat pada masa Kerajaan Buleleng adalah sebagai beerikut:
  • Kehidupan Politik
      Dinasti Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Berdasarkan prsasti Belanjong, Sri Kesari Warmadewa merupakan keturunan bangsawan Sriwijaya yang gagal menklukan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kegagalan tersebut menyebabkan Sri Kesari Warmadewa memilih pergi ke Bali dan mendirikan sebuah pemerintahan baru di wilayah Buleleng .
      Pada tahun 989-1011 Kerajaan Buleleng diperintah oleh Udayana Warmadewa, Udayana memiliki tiga putra yaitu Airlangga, Markatapangkaja dan Aank Wungsu. Kelak, Airlangga akan menjadi raja terbesar Kerajaan Medang Kemulan di Jawa Timur. Menurut parasasti yang terdapat di pura batu Madeg. Raja Udayana menjalin hubungan erat dengan Dinasti Isyana di Jawa Timur. Hubungan ini dilakukan karena permaisuri Udayana bernama Gunapriya Dharmapatni merupakan keturunan Mpu Sindok. Kedudukan Raja Udyana digantikan oleh putranya yaitu Marakatapangkaja.
      Rakyat Buleleng manganggap Markatapangkaja sebagai sumber kebenaran hukum karena ia selalu melindungi rakyatnya. Markatapangkaja membangun beberapa tempat peribadatan untuk rakyat. Salah satu peninggalan Markatapangkaja adalah kompleks candi di Gunung Kawi (Tampaksiring). Pemerintahan Markatapangkaja digantikan oleh adiknya, Anak Wungsu. Anak Wungsu merupakan raja terbesar dari Dinasti Warmadewa. Anak Wungsu berhasil menjaga kestabilan kerajaan dengan menanggulangi berbagai gangguan, baik dari dalam maupun dari luar kerajaan.
       Dalam menjalankan pemerintahan, Raja Bueleng dibantu oleh badan penasihat pusat yang disebut Pakirankiran I Jro Makabehan. Badan ini terdiri atas Senapati dan Pendeta Siwa serta Buddha. Badan ini berkewajiban memberi tafsiran dan nasihat kepada raja atas berbagai permasalahan yang muncul dalam masyarakat. Senapati bertugas di bidang kehakiman dan pemerinatahan, sedangkan pendeta mengurus masalah sosial dan agama.
  • Kehidupan Sosial Budaya
      Para ahli memperkirakan keadaan masyarakat Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa tidak begitu jauh dengan masyarakat pada masa ini. Pada masa pemerintahan Udayana masyarakat hidup berkelmpok dalam suatu daerah yang disebut Wanua. Sedangkan pada pemerintahan Anak Wungsu masyarakat buleleng di bagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu golongan Caturwarna dan golongan luar Kasta (Jaba). Pembagian ini didasarkan pada kepercayaan Hindu yang dianut masyarakat buleleng. Raja Anak Wungsu juga mengenalkan sistem penamaaan pada anak yaitu:
  1. Anak pertama dinamakan Wayan. Kata Wayan berasal dari wahayana yang berarti tua,
  2. Anak kedua diberinama Made. Kata Made berasal dari Madya yang berarti tengah,
  3. Anak ketiga diberinama Nyoman. Kata Nyoman bersal dari Nom yang berarti muda, dan
  4. Anak keempat dinamakan Ketut. Kata Ketut bersal dari Tut yang berarti belakang.
   Dalam kehidupan sosilal masyarakat bali tidak terlepas dari agama yang dianutnya yaitu Hindu dan Buddha sehingga keadaan sosialnya sebagai berikut:
  1. Terdapat pembagian golongan atau kasta dalam masyarakat yaitu Brahmana, Ksatria dan Waisya
  2. Masing-masing golongan mempunyai tugas dan kewajiban yang tidak sama dan disbanding keagamaan
  3. Pada masa Anak Wungsu dikenal dengan adanya beberapa golongan pekerja khusus yaitu pande besi, pande emas, dan pande tembaga dengan tugas membuat alat-alat petanian dan alat-alat rumah tangga, senjata, perhiasan san lain-lain.
  • Kehidupan Ekonomi
     Kehidupan ekonomi masyarakat buleleng bertumpu pada sektor pertanian, keterangan ini terdapat dalam prasasti Bulian.Sedangkan dalam sektor perdagangan sudah cukup maju. Kemajuan ini ditandai dengan banyaknya saudagar yang bersandar dan melakukan kegiatan perdagangan di sana dengan penduduk buleleng. Komoditas dagang yang terkenal adalah kuda. Dalam prasasti Lutungan disebutkan bahwa Raja Anak Wungsu melakukan transaksi pedagangan 30 ekor kuda dengan saudagar dari pulau Lombok. Keterangan ini membuktikan bahwa perdagangan pada masa itu sudah maju sebab kuda  merupakan binatang binatang yang besar sehingga memerlukan kapal besar pula untuk mengangkutnya.
  • Raja-Raja Yang Memerintah
     Berikut nama raja-raja yang memerintah dikerajaan Buleleng ini yaitu:
  1. Sri Kesari Warmadewa: 882M-914M
  2. Shri Ugrasena: 915M-942M
  3. Shri Tabanendra Warmadewa: 943M-961M
  4. Shri Candrabhaya Singha Warmadewa: 961M-975M
  5. Shri Jansadhu Warmadewa: 975M-983M
  6. Shri Maharaja Sriwijaya Mahadewi: 983M-989M
Dan  bebrapa lainnya
  • Peninggalan
  Berikut beberapa peninggalan kerajaan Buleleng yaitu:
  1. Prasatsi Blanjong
  2. Prasasti Penempahan
  3. Pura Tirta Empul ,dan
  4. Pura Penengil Dharma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar